HARIANWANGON - WANGON, Desa Jurangbahas, Kecamatan Wangon, Banyumas, peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia dirayakan dengan cara yang berbeda.
Alih alih hanya menggelar lomba rakyat, warga bersama Komunitas
Green International Resource Recycling Group (GIR) dan Pemerintah Desa turun ke jalan untuk memungut sampah.
Sabtu (9/8/2025) pagi, sekitar 30 warga terdiri dari laki-laki, perempuan, dan pemuda menyisir area permukiman, saluran air, dan tepi jalan. Mereka membawa karung, cangkul, sapu, dan alat penjepit sampah.
Targetnya sederhana namun penting membersihkan lingkungan dan mengurangi potensi banjir saat musim hujan.
“Kemerdekaan itu bukan hanya mengenang sejarah, tapi juga memastikan bumi ini tetap layak dihuni. Kalau lingkungan bersih, kita merdeka dari banjir dan penyakit,” kata Mudakir, perwakilan Green International Resource Recycling Group (GIR) di Banyumas Raya.
Aksi ini dimulai dengan apel singkat di Balai Desa Jurangbahas. Setelah itu, warga bergerak ke titik-titik yang kerap menjadi lokasi penumpukan sampah.
GIR adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi sirkular global. Mereka membangun sistem yang memungkinkan masyarakat mengelola stasiun daur ulang dari rumah sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan.
Menurut Mudakir, konsep ini dapat membantu desa mengurangi volume sampah, menekan polusi, dan membuka peluang ekonomi baru.
“Ekonomi sirkular berbeda dengan ekonomi linier yang menganut pola ambil, buat, buang. Dengan sirkular, limbah berkurang dan sumber daya tetap berputar,” jelasnya.
Kegiatan di Jurangbahas ini menjadi contoh nyata bahwa perayaan kemerdekaan bisa diisi dengan aksi yang bermanfaat bagi lingkungan.
Di tengah ancaman krisis iklim, langkah-langkah sederhana seperti membersihkan selokan, memilah sampah, dan mengedukasi warga bisa memberi dampak besar.
"Kalau kita kompak, kita bisa merdeka dari sampah. Itu kemerdekaan yang manfaatnya langsung terasa,"ujarnya.
Sementara Menurut Suwono, Sekretaris Desa Jurangbahas, kegiatan ini juga menjadi bentuk adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim.
"Gotong royong adalah warisan para pendiri bangsa. Sekarang, kita melawan ‘penjajah’ yang bernama sampah dan pola pikir membuang sembarangan," ujarnya.
GIR memanfaatkan momentum ini untuk memberikan edukasi mengenai pemilahan sampah dan ekonomi sirkular sebuah pendekatan yang menjaga material dan produk tetap digunakan selama mungkin.***
Oleh Cokro
Editor : Adimaki