Khataman Qur'an Rafi Ramadhani didampingi Ust, Sariman dan Ust Rahmat berserta teman-temannya. (Foto, Arman Ar Alfarizi)
HARIANWANGON-RAWAHENG – Ratusan jamaah memenuhi halaman kediaman keluarga Bapak Agus dan Ibu Yuli pada acara Pengajian dan Sholawat yang digelar dalam rangka Walimatul Khitan dan Khotmil Qur’an putra mereka, Rafi Ramadhani, Jum'at malam (8/08/2025).
Acara ini berlangsung khidmat sejak sore hari. Dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh qari setempat, dilanjutkan penampilan hadroh dari Group Syubbanul Amin yang membawakan lantunan sholawat penuh semangat. Suasana menjadi semakin syahdu ketika para jamaah turut bershalawat bersama, menciptakan nuansa religius yang kental di tengah lingkungan warga.
Sejumlah tokoh agama hadir untuk memberikan tausiyah, di antaranya Kyai Edi Setiadi, Kyai Taram, Ust. Sariman dll. Dalam ceramahnya, Kyai Edi menekankan pentingnya menjaga kemurnian hati anak-anak sejak dini. “Khitan bukan hanya perkara fisik, tetapi juga menjadi momentum membersihkan diri secara lahir dan batin. Semoga ananda Rafi tumbuh menjadi anak sholeh, berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kyai Taram mengajak jamaah untuk memperbanyak sholawat. Menurutnya, perayaan yang diiringi sholawat akan mengundang keberkahan. “Ketika kita berkumpul dengan niat ibadah dan menyebut nama Rasulullah SAW, rahmat Allah akan turun dan doa-doa kita akan diijabah,” tuturnya di hadapan jamaah.
Ust. Sariman pun turut memberikan motivasi kepada generasi muda untuk mencintai Al-Qur’an. “Khatam Qur’an bukan akhir perjalanan, melainkan pintu awal untuk terus mengamalkan isinya,” Ujarnya.
Dalam sambutannya, Bapak Agus mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua tamu undangan. “Kami sekeluarga sangat bersyukur atas doa dan kehadiran bapak ibu semua. Semoga Allah membalas kebaikan ini dengan pahala berlipat ganda,” ungkapnya penuh haru.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Kyai Edi, memohon agar Rafi Ramadhani senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, menjadi anak yang soleh, berilmu, dan berakhlak mulia. Para tamu kemudian menikmati hidangan yang telah disediakan keluarga, sambil melanjutkan silaturahmi.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen syukur bagi keluarga, tetapi juga mempererat ukhuwah islamiyah antarwarga. Kehangatan dan kebersamaan yang terpancar malam itu menjadi bukti nyata bahwa tradisi pengajian dan sholawat masih menjadi perekat hubungan sosial di tengah masyarakat Rawaheng.***
Arman Ar Alfaizi