![]() |
Bulan Suro Sering Dikaitkan Dengan Hal Mistis Bahkan Benda-benda yang dianggap Mistis. (gambar hasil tangkapan layar) |
HARIANWANGON - JAWA, Bagi sebagian masyarakat di Pulau Jawa, khususnya di daerah pedesaan, bulan Suro atau bulan Muharram dalam penanggalan Hijriah masih diyakini memiliki nuansa mistis yang kental. Berbagai kejadian seperti kecelakaan lalu lintas, bencana alam seperti tanah longsor, hingga peristiwa musibah lainnya seringkali dikaitkan dengan keberadaan bulan ini.
Kepercayaan tersebut membuat sebagian masyarakat Jawa menghindari pelaksanaan kegiatan bersifat hajat besar seperti pernikahan, khitanan, atau syukuran selama bulan Suro. Mereka percaya, menyelenggarakan acara besar pada bulan ini dapat mendatangkan kesialan atau musibah bagi keluarga yang bersangkutan.
Tidak hanya itu, bulan Suro juga identik dengan ritual-ritual tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satunya adalah prosesi pemandian benda pusaka milik keluarga. Keris, tombak, hingga benda warisan leluhur lainnya dibersihkan dengan air kembang dan diberi wewangian khusus. Prosesi ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian, bahkan disertai doa-doa tertentu, layaknya merawat seorang anak.
"Ini bentuk penghormatan kepada warisan leluhur. Kita rawat bukan karena menyembah, tapi sebagai simbol nilai dan sejarah keluarga," ungkap Mbah Warto, sesepuh dari daerah Gunungkidul.
Meski generasi muda kini mulai banyak yang meninggalkan tradisi tersebut, sebagian masyarakat Jawa masih memegang teguh keyakinan dan budaya turun-temurun yang dianggap sarat makna spiritual. Bagi mereka, bulan Suro bukan hanya soal penanggalan, tapi juga momentum kontemplasi dan penghormatan terhadap yang gaib dan leluhur.***
Adimaki