![]() |
Gambar Hanyalah sebuah ilustrasi anak sekolah saat ini yang siap menghadapi 2045/generasi emas. (freepick) |
HARIANWANGON - INDONESIA, Tahun 2045 bukan sekadar angka. Bagi Indonesia, tahun itu menjadi momentum bersejarah: satu abad merdeka. Pemerintah, akademisi, hingga para pendidik menyebutnya sebagai “Generasi Emas 2045”.
Harapannya, di tahun tersebut lahir generasi muda yang unggul, cerdas, dan mampu membawa bangsa ini sejajar dengan negara maju.
Namun, benarkah yang kita siapkan adalah generasi emas, atau justru kita sedang membentuk generasi cemas?
Tantangan di Era Global
Dunia kini bergerak begitu cepat.
Revolusi industri 4.0, disrupsi digital, perubahan iklim, hingga ketidakpastian geopolitik menjadi tantangan nyata. Generasi muda Indonesia dituntut bukan hanya cakap secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental, terampil, dan memiliki karakter kuat.
Ironisnya, data menunjukkan meningkatnya kasus kecemasan, stres, dan rendahnya literasi digital di kalangan anak muda.
Jika tidak diantisipasi, tantangan global bisa berbalik menjadi beban yang menjerat, bukan peluang yang menguatkan.
Peran Pendidikan dan Keluarga
Kunci utama menuju generasi emas ada pada pendidikan dan keluarga. Sekolah tidak cukup hanya mencetak siswa pintar, tetapi juga harus melahirkan pribadi yang berkarakter, mandiri, dan berdaya saing. Keluarga pun berperan penting memberikan dukungan emosional agar anak tidak sekadar tumbuh cerdas, tetapi juga sehat secara mental.
Mampukah Indonesia Menyambut 2045?
Pertanyaan besar ini kembali ke diri kita masing-masing. Apakah kita siap membekali putra-putri bangsa dengan keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif? Apakah kita mampu menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual dengan kesehatan mental dan akhlak mulia?
Jika ya, maka “Generasi Emas” bukan hanya slogan, melainkan kenyataan. Tapi jika lengah, bisa jadi yang kita tuai hanyalah “Generasi Cemas” yang gamang menghadapi masa depan.
Indonesia punya potensi besar: jumlah penduduk usia produktif yang melimpah, kekayaan alam yang berlimpah, serta budaya yang beragam. Semua itu modal menuju kejayaan. Namun, potensi tanpa persiapan hanyalah mimpi. Generasi emas 2045 menunggu di depan, dan jawabannya ada pada langkah nyata kita hari ini.***
Adimaki