Wangon – Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Wangon resmi membuka kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) Raya pada Sabtu (30/8/2025) di Gedung Muslimat NU Kecamatan Wangon. Kegiatan ini mengusung tema “Membentuk Generasi Militan, Terampil, dan Progresif” sebagai wujud komitmen kaderisasi awal untuk melahirkan generasi muda Nahdlatul Ulama yang tangguh, berdaya saing, serta siap mengabdi untuk agama, bangsa, dan organisasi.
Rangkaian pembukaan diawali dengan pembacaan Ummul Kitab, lantunan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon, dan Mars IPNU-IPPNU, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan para tokoh. Kehadiran jajaran pengurus PAC, tokoh NU, pejabat pemerintah, serta peserta dari ranting dan komisariat se-Kecamatan Wangon menambah khidmat suasana.
![]() |
Jajaran pengurus PAC, tokoh NU, pejabat pemerintah, serta peserta dari ranting dan komisariat se-Kecamatan Wangon menambah khidmat suasana.(Foto. Arman Ar Alfarizi) |
Ketua panitia Fahri Ali Munajat dalam laporannya menyampaikan bahwa Makesta Raya tahun ini diikuti oleh 36 peserta. “Kegiatan ini menjadi tonggak awal bagi generasi muda NU untuk meneguhkan komitmen berkhidmat, memperkuat keilmuan, serta memperluas wawasan kebangsaan,” ungkapnya.
Camat Wangon, Dwiyono, S.E., M.Si., dalam sambutannya berpesan agar para peserta bijak dalam menggunakan gawai di era digital. “Penggunaan HP sangat berbahaya bagi generasi saat ini. Bijaklah dalam menggunakan HP untuk syiar keorganisasian,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan MWC NU Kecamatan Wangon, Ahlan, S.Ag., menekankan pentingnya pengkaderan sebagai ruh organisasi. “Dalam sebuah organisasi, pengkaderan adalah keniscayaan. Organisasi tanpa adanya pengkaderan tidak akan bertahan lama. IPNU-IPPNU adalah generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan,” ujarnya.
Salah satu materi penting dalam Makesta Raya adalah Pendekatan Aswaja, disampaikan oleh Ahlan yang juga Kepala MTs Ma’arif NU 1 Wangon. Ia menegaskan bahwa Aswaja An-Nahdliyah bukan sekadar manhaj al-fikr (cara berpikir), melainkan juga manhaj al-hayah (pedoman hidup). Dengan berpegang pada nilai tawasuth, tawazun, tasamuh, dan i’tidal, para kader IPNU-IPPNU diharapkan tumbuh sebagai generasi moderat, santun, dan kokoh dalam menjaga akidah serta tradisi keislaman.
Melalui materi ini, peserta diajak untuk mengamalkan nilai Aswaja secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.***
Arman Ar Alfarizi