HARIANWANGON - RAWAHENG, Dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai bagian dari program studi Tadris Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Saizu Purwokerto pada mata kuliah English for Journalism, saya memulai wawancara bersama salah satu tokoh penting di Desa Rawaheng.
Wawancara ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah, sekaligus menggali lebih dalam mengenai pembangunan lembaga pendidikan baru yang menjadi harapan masyarakat setempat.
RA Diponegoro Rawaheng merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang berdiri atas semangat kolektif organisasi Jam'iyah di bawah naungan Nahdlatul ‘Ulama (NU) tingkat ranting. Lembaga ini didirikan dengan komitmen untuk menyelaraskan pola pikir, amaliyah, dan prinsip jam’iyah sejak dini. Landasan inilah yang diharapkan menjadi pondasi kuat dalam mencetak generasi penerus yang berjiwa Qur’ani.
Didirikan pada tahun 2024, RA Diponegoro merupakan buah dari kerja keras panitia pembangunan yang diketuai oleh Bapak Ali Sobirin. Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar dilakukan di salah satu ruangan milik Ketua Ranting NU Rawaheng, yang dengan sukarela menyediakan fasilitas tersebut.
Sekitar 500 meter dari lokasi sementara, telah tersedia lahan milik Jam’iyah NU seluas enam sanggah. Di atas lahan inilah rencana pembangunan gedung permanen RA Diponegoro mulai direalisasikan. Proses pembangunan diawali dengan pembuatan jembatan guna mempermudah akses masuk kendaraan pengangkut material, dan akan dilanjutkan dengan pembangunan pondasi serta fasilitas pendukung lainnya.
Saat ini, RA Diponegoro Rawaheng telah menerima delapan siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, para orang tua hanya mengantar anak-anak mereka, sebagai bagian dari upaya menumbuhkan kemandirian sejak dini. Sebelum memulai pembelajaran, siswa juga dibekali dengan praktik amaliyah yang bersifat an-nahdliyah, seperti doa harian dan tata cara wudhu. Hal ini menjadi langkah awal dalam membentuk pribadi anak yang religius dan berakhlak mulia.
RA Diponegoro Rawaheng hadir bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan semangat gotong royong masyarakat desa Rawaheng dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.***
Redaktur : Amel
Editor : Adimaki