HARIANWANGON - PONOROGO, Jawa Timur di balik kesegaran dan cita rasa manis dari es dawet khas Ponorogo, tersimpan sebuah mitos yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh warga setempat. Minuman tradisional ini bukan hanya pelepas dahaga, tetapi juga dipercaya membawa keberuntungan, terutama dalam hal jodoh.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, siapa pun yang meminum es dawet di Pasar Legi Ponorogo, terutama yang dijual oleh pedagang-pedagang tertentu yang sudah berjualan puluhan tahun, dipercaya akan segera dipertemukan dengan jodohnya. Tak heran jika banyak anak muda sengaja datang ke pasar hanya untuk mencicipi es dawet ini, berharap mitos itu menjadi nyata.
Salah satu pedagang es dawet legendaris, Mbok Sri (67), mengaku sudah lebih dari 40 tahun menjajakan minuman tersebut. Ia menyatakan, tak sedikit pelanggannya yang datang kembali untuk bercerita bahwa mereka bertemu jodoh setelah minum es dawet buatannya.
"Sudah biasa saya dengar cerita begitu. Kadang ada yang datang sambil membawa pasangannya, lalu bilang, 'ini jodoh saya setelah minum es dawet panjenengan'," ujarnya sambil tertawa.
Meski belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut, keberadaan mitos ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Tradisi lisan yang terus hidup ini memperkaya kekayaan budaya kuliner Ponorogo.
Budayawan lokal, Drs. H. Sugeng Widodo, menyebut bahwa mitos seperti ini tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai spiritual dan sosial masyarakat Jawa. "Dalam budaya Jawa, makanan dan minuman sering kali tidak hanya dimaknai sebagai konsumsi fisik, tetapi juga simbol harapan dan doa," ungkapnya.
Es dawet Ponorogo sendiri dibuat dari bahan-bahan tradisional seperti cendol dari tepung beras, santan kelapa, dan gula merah cair. Penyajiannya yang sederhana namun kaya rasa menjadikannya favorit tak hanya bagi warga lokal, tetapi juga wisatawan.
Terlepas dari benar tidaknya mitos tersebut, satu hal yang pasti: es dawet Ponorogo tetap menjadi simbol rasa, tradisi, dan harapan yang tak lekang oleh waktu.***