HARIANWANGON - PENDIDIKAN, Dalam era digital yang semakin berkembang, banyak negara maju justru kembali merayakan pentingnya buku cetak dan menulis tangan. Fenomena ini terlihat dari kebijakan pendidikan mereka yang lebih mengutamakan pengembangan kemampuan menulis tangan dan membaca melalui buku fisik.
Hal ini bertentangan dengan keadaan di Indonesia, di mana kebijakan pendidikan dan minat terhadap buku cetak seringkali setengah-setengah, tergantung pada tren atau kebijakan yang berubah-ubah.
1. Kembali ke Buku Cetak
Negara-negara maju seperti Jepang, Finlandia, dan beberapa negara Eropa mulai merasakan kembali pentingnya buku cetak dalam pembelajaran. Meskipun teknologi digital memiliki banyak kelebihan, banyak studi menunjukkan bahwa membaca dari buku fisik dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat yang lebih baik dibandingkan dengan membaca melalui layar. Di sana, anak-anak didorong untuk membaca buku cetak lebih banyak, karena selain meningkatkan kemampuan literasi, buku cetak juga mendukung perkembangan imajinasi dan kreativitas.
2. Menulis Tangan yang Membantu Pemahaman
Menulis tangan, meskipun terlihat sederhana, ternyata memiliki manfaat besar dalam meningkatkan kemampuan belajar. Negara-negara maju menerapkan kembali kebiasaan menulis tangan sebagai metode efektif dalam memperkuat pemahaman materi. Penelitian menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan ingatan dan kemampuan berpikir kritis, karena otak bekerja lebih keras untuk menyusun kata-kata dan kalimat. Di sisi lain, Indonesia masih terjebak dengan kebijakan pendidikan yang cenderung berganti-ganti tanpa evaluasi yang mendalam, sehingga banyak kebijakan yang terasa setengah-setengah.
3. Buku Digital dan Kebijakan Pendidikan yang Setengah-setengah
Di Indonesia, meski perkembangan buku digital mulai mengemuka, minat terhadap buku cetak justru semakin menurun. Pemerintah sering kali mengadakan kebijakan yang terkesan terburu-buru tanpa evaluasi yang matang. Kebijakan seperti penggunaan buku digital di sekolah-sekolah, misalnya, meski pada awalnya terlihat menjanjikan, namun belum diiringi dengan infrastruktur yang memadai, seperti perangkat teknologi yang merata dan akses internet yang stabil di seluruh pelosok negeri. Selain itu, kebijakan pendidikan yang sering berubah tanpa evaluasi yang baik, hanya membuat pelaksanaan pendidikan di Indonesia terasa setengah-setengah dan belum optimal.
4. Kesenjangan dalam Sistem Pendidikan
Salah satu masalah utama di Indonesia adalah ketimpangan dalam kualitas pendidikan. Di kota-kota besar, teknologi digital sering kali sudah diintegrasikan dalam pembelajaran, tetapi di daerah-daerah terpencil, akses terhadap buku cetak yang berkualitas dan sumber daya pendukung lainnya masih sangat terbatas. Ditambah lagi dengan kebijakan pendidikan yang terus berubah, menyebabkan sistem pendidikan di Indonesia seolah berjalan tanpa arah yang jelas.
5. Solusi untuk Masa Depan Pendidikan di Indonesia
Untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju dalam sektor pendidikan, perlu adanya konsistensi dalam kebijakan yang diterapkan. Evaluasi yang matang terhadap setiap kebijakan yang diambil sangat penting, begitu juga dengan pemahaman bahwa kemajuan tidak hanya tergantung pada teknologi, tetapi juga pada aspek dasar seperti buku cetak dan kemampuan menulis tangan. Memperkuat literasi melalui buku cetak dan menulis tangan dapat menjadi fondasi yang lebih kokoh untuk pendidikan yang lebih bermutu di masa depan.***
Sumber : Safrudin melansir